Nama : Depi Mustika Sari
Kelas : 1TB03
NPM : 21315703
I.
ISD (Ilmu Sosial Dasar)
sebagai MKDU :
ISD juga memiliki tujuan yaitu :
1. Agar mahasiswa peka terhadap
masalah-masalah sosial dan ikut serta dalam menyelesaikan masalah tersebut.
2.
Agar dapat mengetahui bahwa adanya masalah-masalah yang berada di lingkungan
masyarakat bersifat kompleks dan dapat mempelajarinya.
Di dalam ISD ini juga terdapat 3 kelompok ilmu pengetahuan yaitu ilmu pengetahuan alam, sosial dan humaniora (budaya) yang ada di masyarakat.
Yang pertama yaitu ilmu pengetahuan alam di dalam ilmu pengetahuan alam ini banyak hal yang dapat kita amati di alam semesta dan juga di dalam ilmu
pengetahuan alam kita dapat mengelimpokannya menjadi berbagai aspek mulai dari biologi,
fisika dan kimia.
1. Aspek biologi, aspek ini mempelajari tentang nilai kehidupan makhluk hidup (hewan,
tumbuhan dan manusia), serta mempelajari bagaimana struktur organ-organ dalam
dan bisa memprediksikan kondisi makhluk hidup melalui dalam organnya.
2. Fisika dapat mempelajari skala perbandingan yang banyak sekali cara dan metode
di dalam proses menghitungnya.
3. Dari aspek kimia kita mempelajari tentang molekul-molekul setiap komponen yang berasal dari makhluk hidup.
Yang kedua yaitu ilmu pengetahuan sosial yaitu ilmu yang diperoleh dan di
kaji dari aspek interaksi sesama manusia yang memiliki unsur dan nilai yang
positive. Ilmu pengetahuan sosial dapat di golongkan berdasarkan sejarah,
geografi, ekonomi.
1. Ilmu pengetahuan sosial berdasarkan sejarah mempelajari tentang siklus kehidupan manusia yang terjadi dimasa lampau tujuannya agar kita dapat mengetahui bagaimana pesatnya kemajuan di zaman modern ini dan kita dapat mengetahui pola fikir manusia zaman dahulu yang masih berkembang.
2. Ilmu yang mempelajari tentang astronomi dan letak daerah yaitu geografi.
3. Sedangkan ekonomi adalah ilmu yang menggunakan metode perhitungan.
Dan yang terakhir adalah ilmu pengetahuan budaya (humaniora) yaitu ilmu yang dapat dikaji berdasarkan kebiasaan-kebiasaan yang terjadi di setiap suku.
Perbedaan antara ISD dengan IPS:
Ilmu Sosial Dasar
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
1. Diberikan di
perguruan tinggi
|
1.
Di berikan di
sekolah dasar dan lanjutan
|
2. Mata kuliah tunggal
|
2.
Mata kuliah
campuran
|
3. Berdasar kepada
sikap dan kepribadian
|
3.
Berdasarkan
kepada pembentukan pengetahuan dan keterampilan intelektual
|
Tidak hanya memiliki perbedaan tetapi ISD dan IPS memiliki persamaan yaitu merupakan bahan studi untuk program pendidikan dan pengajaran, ISD dan IPS bukan patokan ilmu yang berdiri sendiri, ISD dan IPS juga memiliki materi yang terkaji oleh kenyataan sosial dan masalah sosial yang berada didalam ruang lingkup masyarakat.
Ada 3 golongan bahan untuk pembelajaran ISD yang berdasarkan nilai-nilai yang berada di masyarakat yang memiliki berbagai golongan yaitu :
1. Kenyataan sosial yang berada di dalam masyarakat yang menjadi faktor sosial utama.
2. Konsep sosial tentang
kenyataan sosial yang dibatasi pada konsep dasar yang sangat diperlukan untuk
menangani masalah dan menjadi salah satu faktor yang dibahas.
3. masalah yang timbul dalam masyarakat dan terlibat diberbagai keadaan yang berbeda-beda.
PERTUMBUHAN PENDUDUK :
Tabel Perkembangan penduduk dunia
Tabel berikut adalah perbandingan perkembangan
penduduk beberapa negara yang dipilih berdasarkan jumlah kepadatan manusia nya
dari tahun 1950 hingga 2008 :
Populasi 1950
Populasi 2008
China : 562.579.779 1.333.207.572
Amerika Serikat : 152.271.000 304.838.948
India : 361.088.000 1.154.845.005
Rusia : 101.936.816 141.166.731
Jepang : 83.805.000 989.000
Indonesia : 119.208.229 238.567.492
Brazil : 51.944.397 197.254.181
WORLD : 2.555.948.654 6.736.383.012
China : 562.579.779 1.333.207.572
Amerika Serikat : 152.271.000 304.838.948
India : 361.088.000 1.154.845.005
Rusia : 101.936.816 141.166.731
Jepang : 83.805.000 989.000
Indonesia : 119.208.229 238.567.492
Brazil : 51.944.397 197.254.181
WORLD : 2.555.948.654 6.736.383.012
Dari tabel diatas bisa dilihat rata rata setiap negara penduduknya bisa bertambah 2x lipat. Dan perkembangan penduduk dunia bisa bertambah hingga 3x lipat. Itu berarti penduduk dunia sangat pesat pertumbuhannya.Khusus untuk negara Jepang, pertumbuhan penduduknya dari tahun 1950 hingga sekarang mengalami penurunan drastis. Ini dikarenakan angka Mortalitas/kematian sangat tinggi. Pada tahun 2012 angkanya mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, yaitu 1.256.254 kematian.
1. Tabel Penggandaan Penduduk Dunia
Tahun penggandaan
|
Perkiraan penduduk dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 juta
|
-
|
1650 tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830 tahun
|
1 milyard
|
180
|
1930 tahun
|
2 milyard
|
100
|
1975 tahun
|
4 milyard
|
45
|
Menggunakan interpolasi linear dari perkiraan UNDESA, populasi dunia telah meningkat dua kali lipat atau akan dua kali lipat dalam tahun-tahun berikutnya (dengan dua titik tolak yang berbeda). Perhatikan bagaimana, selama 2 milenium, menggandakan masing-masing mengambil kira-kira setengah selama dua kali lipat sebelumnya, pas model pertumbuhan hiperbolik disebutkan di atas. Namun, tidak mungkin bahwa akan ada penggandaan lain dalam abad ini.
Faktor
utama demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah sebagai berikut:
1. Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
a.) Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b.) Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Ada beberapa jenis perhitungan angka kelahiran yaitu:
¶ Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate/CDR )
Angka kematian kasar adalah yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu. Ini dapat dituliskan dalam rumus :
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b.) Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Ada beberapa jenis perhitungan angka kelahiran yaitu:
¶ Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate/CDR )
Angka kematian kasar adalah yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu. Ini dapat dituliskan dalam rumus :
¶
Angka Kematian Khusus Menurut Umur Tertentu (Age Specific Death Rate = ASDR)
Angka kematian khusus menurut umur tertentu dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia tua atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada kelompok usia muda jauh lebih rendah.
Rumusnya:
¶ Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir.
Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun.
Rumusnya:
Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi.
Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.
Untuk angka kematian bayi ukurannya sebagai berikut:
- Rendah, jika IMR antara 15-35.
- Sedang, jika IMR antara 36-75.
- Tinggi, jika IMR antara 76-125.
2. Kelahiran ( Natalitas )
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
• Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
• Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
• Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
• Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
• Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
• Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
• Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
• Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
• Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Faktor – faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain :
1.Kepercayaan dan agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak
2.Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
3.Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.
4.Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran
5.Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
6.Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.
7.Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).
Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas). Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
Angka kematian khusus menurut umur tertentu dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia tua atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada kelompok usia muda jauh lebih rendah.
Rumusnya:
¶ Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir.
Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun.
Rumusnya:
Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi.
Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.
Untuk angka kematian bayi ukurannya sebagai berikut:
- Rendah, jika IMR antara 15-35.
- Sedang, jika IMR antara 36-75.
- Tinggi, jika IMR antara 76-125.
2. Kelahiran ( Natalitas )
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
• Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
• Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
• Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
• Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
• Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
• Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
• Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
• Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
• Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Faktor – faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain :
1.Kepercayaan dan agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak
2.Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
3.Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.
4.Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran
5.Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
6.Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.
7.Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).
Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas). Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
Rumus
kematian kasar dan halus
Rumus Tingkat Kematian Kasar
Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu disuatu wilayah tertentu.
Ada
pun rumusnya sebagai berikut :
Rumus:
CDR = D/P x K
Dimana
:
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
Umumnya
data tersedia adalah ”jumlah penduduk pada satu tahun tertentu” maka jumlah
dapat sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data dengan tahun
berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat dianggap sebagai penduduk
tengah tahun.
Rumus
Tingkat Kematian Khusus
Angka kematian khusus (Age Specific Death Rate/ASDR) yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah jumlah kematian pada umur tertentu dibagi dengan jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun dan dikalikan dengan konstanta yang biasanya bernilai 1000.
Angka kematian khusus (Age Specific Death Rate/ASDR) yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah jumlah kematian pada umur tertentu dibagi dengan jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun dan dikalikan dengan konstanta yang biasanya bernilai 1000.
Rumus:
ASDRx = Dx/Px x 1000
Dimana
:
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
1000 = Konstanta (k)
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
1000 = Konstanta (k)
Angka Kelahiran
Dalam demografi, istilah tingkat kelahiran atau crude
birth rate (CBR) dari suatu populasi adalah jumlah kelahiran per 1.000 orang tiap tahun.
Secara matematika, angka ini bisa dihitung dengan rumus
CBR = n/((p)(1000)); di mana n adalah jumlah kelahiran pada tahun tersebut dan
p adalah jumlah populasi saat penghitungan. Hasil penghitungan ini digabungkan dengan tingkat kematian untuk menghasilkan angka tingkat
pertumbuhan alami (alami
maksudnya tidak melibatkan angka perpindahan penduduk.
Indikator lain untuk
mengukur tingkat kehamilan yang sering dipakai adalah:
-Tingkat kehamilan total
- Rata-rata jumlah anak yang
terlahir bagi tiap wanita dalam hidupnya.
Secara umum, tingkat kehamilan total adalah indikator
yang lebih baik untuk tingkat kehamilan daripada CBR, karena tidak terpengaruh
oleh distribusi usia dari populasi.
Adapun faktor-faktor yang dapat mendorong angka kelahiran di
antaranya sebagai berikut:
1) kawin usia muda;
2) adanya beberapa anggapan di masyarakat, seperti:
a) anak sebagai penentu status sosial
b) punya banyak anak merasa terpandang di mata masyarakat
c) anak sebagai penerus keturunan
d) banyak anak banyak rezeki
1) kawin usia muda;
2) adanya beberapa anggapan di masyarakat, seperti:
a) anak sebagai penentu status sosial
b) punya banyak anak merasa terpandang di mata masyarakat
c) anak sebagai penerus keturunan
d) banyak anak banyak rezeki
Selain faktor pendorong di atas, terdapat pula faktor-faktor
penghambat angka kelahiran, di antaranya yaitu:
1) pelaksanaan program KeluargaBerencana (KB);
2) alasan ekonomi atau pendidikan, orang menunda perkawinan;
3) wanita karier, merasa repot jika mempunyai anak banyak;
4) karena suatu penyakit tertentu yang diderita perempuan, seperti kangker rahim, atau keguguran ketika melahirkan;
5) adanya ketentuan Undang-Undang Pokok Perkawinan No.1 Tahun 1974 yang menentukan umur minimal kawin seorang laki-laki 19 tahun dan wanita 16 tahun.
ASFRx = Bx/Pfx x k
Dimana : ASFRx = Angka kematian menurut kelompok umur x
Bx = Jumlah Kelahiran dari wanita pada kelompok umur x
Pfx = Jumlah wanita pada kelompok umur x
K = Konstanta (angka 1000)
X = Umur wanita kelompok umur tertentu yang umumnya
dihitung tiap 5 tahun seperti 15 – 19 tahun, 20 – 24 tahun
dan seterusnya
Dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui kelompok umur mana yang paling banyak terjadi kelahiran. Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun
1) pelaksanaan program KeluargaBerencana (KB);
2) alasan ekonomi atau pendidikan, orang menunda perkawinan;
3) wanita karier, merasa repot jika mempunyai anak banyak;
4) karena suatu penyakit tertentu yang diderita perempuan, seperti kangker rahim, atau keguguran ketika melahirkan;
5) adanya ketentuan Undang-Undang Pokok Perkawinan No.1 Tahun 1974 yang menentukan umur minimal kawin seorang laki-laki 19 tahun dan wanita 16 tahun.
Angka kelahiran :
Angka kelahiran
yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000
penduduk dalam waktu satu tahun. Ada beberapa cara untuk menghitung besarnya
angka kelahiran yaitu:
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
1. Angka Kelahiran
Kasar (Crude Birth Rate)
CBR = B/P x 1000
Dimana : CBR = Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)
B = Jumlah kelahiran dalam satu tahun
P = Jumlah seluruh penduduk pada pertengahan tahun
1000 = konstanta
Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan
jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk
wanita.
2. Angka kelahiran menurut kelompok umur (Age
Specific Fertiliy Rate) disingkat ASFR
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:ASFRx = Bx/Pfx x k
Dimana : ASFRx = Angka kematian menurut kelompok umur x
Bx = Jumlah Kelahiran dari wanita pada kelompok umur x
Pfx = Jumlah wanita pada kelompok umur x
K = Konstanta (angka 1000)
X = Umur wanita kelompok umur tertentu yang umumnya
dihitung tiap 5 tahun seperti 15 – 19 tahun, 20 – 24 tahun
dan seterusnya
Dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui kelompok umur mana yang paling banyak terjadi kelahiran. Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun
Definisi Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang
satu ke tempat yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi
internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas
suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan
perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Jenis-jenis Migrasi :
Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara. Berdasarkan hal
tersebut, migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu :
a. Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara
lainnya. Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :
* Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan
tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.
* Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang
yang melakukan emigrasi disebut emigran.
*Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya.
Macam - Macam Migrasi
Pertama , Migrasi Internasional dibagi menjadi tiga ,
yaitu :
1.
Imigrasi
=> Masuknya penduduk ke suatu negara
2.
Emigrasi
=> Keluarnya penduduk ke negara lain
3.
Remigrasi
=> Kembalinya penduduk ke negara
Kedua , Migrasi
Nasional dibagi menjadi empat , yaitu :
1.
Urbanisasi
=> Dari Desa ke Kota
2.
Transmigrasi
=> Dari Pulau ke Pulau
3.
Ruralisasi
=> Dari Kota ke Desa
4.
Evakuasi
=> Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman
Proses Migrasi
Dengan adanya wilayah yang memiliki suatu nilai lebih
maka banyak orang/ penduduk pun yang akan pergi ke wilayah itu dikarenakan di
wilayah ia tinggal sudah tidak ada lagi nilai lebihnya untuk berkelangsungan
hidupnya
Proses
migrasi pun punya cara yaitu:
• Proses migrasi ia menetap di suatu wilayah
• Proses migrasi hanya sementara diwilayah itu sewaktu-waktu ia dapat kembali
lagi ke wilayah tempat asalnya
• Hanya sekedar berlibur diwilayah itu
Proses keberangkatan migrasi bisa dilakukan dengan
cara-cara tertentu misalkan kalau imigran hanya satu orang bisa melakukannya
dengan naik sepeda motor, kalau imigran dengan banyak orang satu keluarga maka
bisa melakukannya dengan naik kendaraan roda empat atau juga naik kapal laut
itulah yang biasa dilakukan imigaran dalam melakukan migarasi di Negara
Indonesia.
Piramida Penduduk
Piramida penduduk adalah grafik mendatar
yang menyajikan data kependudukan dalam bentuk diagram batang yang
menunjukkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Tersusun dari
garis atau koordinat vertikal yang digunakan untuk menyatakan golongan umur.
Dimulai dari umur 0–4, 5–9, dan seterusnya hingga usia maksimal yang bisa
dicapai oleh penduduk di suatu wilayah.
Jenis kelamin laki-laki di sebelah kiri,
sedangkan golongan perempuan di sebelah kanan. Garis horizontal digunakan untuk
menunjukkan jumlah, biasanya dalam jutaan, tetapi tergantung pada kuantitas
penduduk.
Bentuk piramida penduduk berbeda-beda
untuk setiap wilayah atau negara. Meskipun bentuknya berbeda-beda, pada
dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga. Masing-masing bentuk mencerminkan
karakteristik penduduknya. Ketiga bentuk piramida penduduk itu sebagai berikut.
1 . Piramida Penduduk Muda (Expansive)
Suatu wilayah yang memiliki angka
kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini
mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian
besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya adalah negara-negara
yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
Ciri-ciri komposisi penduduk ekspansif
antara lain sebagai berikut.
o Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun)
sangat besar, sedangkan usia tua sedikit.
o Angka kelahiran jauh lebih tinggi jika
dibandingkan dengan angka kematian.
o Pertumbuhan penduduk relatif tinggi.
o Sebagian besar terdapat di negara-negara
berkembang, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Republik Rakyat Cina, Mesir,
dan India.
2. Piramida Penduduk Stasioner
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan
tingkat kelahiran yang hampir sama dengan tingkat kematian atau bersifat
stasioner. Pertumbuhan penduduk cenderung tetap. Piramida ini menunjukkan
jumlah penduduk muda, dewasa, dan tua hampir sama. Contoh: bentuk piramida
penduduk Jepang dan Singapura serta beberapa negara yang tergolong maju.
Ciri-ciri komposisi penduduk stasioner
antara lain sebagai berikut.
o Perbandingan jumlah penduduk pada kelompok
usia muda dan dewasa relatif seimbang.
o Tingkat kelahiran umumnya tidak begitu
tinggi, demikian pula dengan angka kematian relatif lebih rendah.
o Pertumbuhan penduduk kecil.
o Terdapat di beberapa negara maju antara
lain Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris.
3. Piramida Penduduk Tua (Constructive)
Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan
tingkat kelahiran yang lebih rendah dari tingkat kematian atau bersifat
konstruktif. Penurunan tingkat kelahiran yang tajam menyebabkan pertumbuhan
penduduk mengalami penurunan. Piramida penduduk ini memiliki umur median
(pertengahan) sangat tinggi. Contoh: piramida penduduk negara Jerman, Belgia,
dan Swiss.
Rasio Ketergantungan
Rasio Ketergantungan (Defendency Ratio) adalah
perbandingan antara jumlah penduduk umur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah
penduduk 65 tahun ke atas (keduanya disebut dengan bukan angkatan kerja)
dibandingkan dengan jumlah pendduk usia 15-64 tahun (angkatan kerja).
Rumus :
Rasio ketergantungan (dependency
ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan
keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang
berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang
penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin
tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai
hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan
persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya
beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang
belum produktif dan tidak produktif lagi.
Contoh
Untuk memudahkan pemahaman tentang
perhitungan Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio),
di bawah ini diberikan contoh perhitungan dengan menggunakan data SP 2000
(lihat Tabel 1). Langkah pertama adalah menghitung jumlah penduduk yang
dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelompok umur muda (0-14 tahun), kelompuk usia
kerja 15-64 tahun (umur produktif) dan kelompok umur tua (65 tahun ke atas).
Tabel
1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Muda, Umur Produktif, dan Umur
Tua, Tahun 2000
Kel. Umur
|
Jumlah Penduduk
|
0-14
|
63 206 000
|
15-64
|
13 3057 000
|
65+
|
9 580 000
|
Setelah jumlah penduduk kelompok umur
muda (0-14 tahun), umur produktif (15-64 tahun) dan umur tua (65 tahun ke atas)
diperoleh. Selanjutnya dapat dihitung rasio ketergantungan (dependency ratio, dengan hasil seperti yang disajikan pada Tabel 2
berikut.
Tabel
2 Rasio Ketergantungan Muda, Tua, dan Total Tahun 2000
Keterangan
|
Rasio Ketergantungan
|
RKTot
|
54,7
|
RKMuda
|
47,0
|
RKTua
|
7,2
|
Interpretasi
Dari
contoh perhitungan di atas, rasio ketergantungan total adalah sebesar 54,7
persen, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap produktif)
mempunyai tanggunagn sebanyak 55 orang yang belum produktif dan dianggap tidak
produktif lagi. Rasio sebesar 54.7 persen ini disumbangkan oleh rasio
ketergantungan penduduk muda sebesar 47,0 persen, dan rasio ketergantungan
penduduk tua sebesar 7,2 persen. Dari indikator ini terlihat bahwa pada tahun
2000 penduduk usia kerja di Indonesia masih dibebani tanggung jawab akan
penduduk muda yang proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab
terhadap penduduk tua.
Rasio
ketergantungan ini sudah jauh berkurang dibandingkan dengan keadaan pada saat
sensus 1971. Pada tahun 1971 rasio ketergantungan total adalah sebesar 86 per
100 penduduk usia kerja, dan kemudian menurun secara pasti sampai tahun 2000.
Penurunan ini terjadi terutama karena penurunan tingkat kelahiran sebagai
dampak dari keberhasilan program keluarga berencana selama 30 tahun terakhir.
Pertumbuhan dan
Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
·
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu
pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar,
misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa,
Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini
tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara
Berdasarkan
penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa
kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi
berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai
besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan
Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke
Filipina.
·
Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia pada
zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur
logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh
karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk
berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.
Ciri – ciri
zaman batu muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa
Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu
membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan
Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat
dari bahan perunggu.
KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA
1. 1. Agama Hindu dan Kebudayaannya
Agama Hindu diyakini tumbuh di India sekitar 1500 SM.
Dari India, agama ini menyebar ke seluruh dunia dan banyak mempengaruhi
kebudayaan-kebudayaan besar dunia. Agama
Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa
Arya ke kotaMohenjo-Daro (Larkana) dan Harappa
(Punjab)sekitar tahun 1500 SM.
Mereka datang melalui celah Kaiber dan mendesak bangsa Dravida dan Munda yang telah mendiami daerah
tersebut. Orang-orang Arya membangun sistem kepercayaan dan kemasyarakatan
sesuai tradisi yang mereka miliki. Orang
Arya memuja banyak Dewayang
dipercayai memiliki kuasa atas segi-segi tertentu kehidupan makhluk hidup.
Pemujaan terhadap para
Dewa dipimpin oleh golongan Brahmana atau Pendeta. Para Brahmana juga menulis
berbagai ajaran dan ritus-ritus sebagai pedoman dalam melaksanakan upacara
keagamaan. Tulisan-tulisan tersebut disatukan dalam Kitab Veda.Kitab Veda terdiri dari empat bagian
1) Reg-Veda, merupakan kitab tertua dan ditulis diantara
tahun 1500 dan 900 SM
2) Yajur-Veda, berisi pedoman pengorbanan
3) Sama-Veda, berisi pedoman zikir dan puji-pujian
4) Atharva-Veda, kumpulan mantra-mantra gaib
Dalam agama Hindu,
terdapat pembagian kasta masyarakat berdasarkan pembagian tugas atau pekerjaan.
Kasta tersebut dari tertinggi adalah :
1) Brahmana, mengurus kehidupan
keagamaan
2) Ksatria, berkewajiban
menjalankan pemerintahan termasuk pertahanan negara
3) Waisya, berdagang, bertani dan
berternak
4) Sudra, pekerja atau pelayan
Dalam perkembangan
selanjutnya, terjadi perpaduan antara budaya Arya, budaya Dravida, dan budaya
Munda yang kemudian disebut Kebudayaan Hindu (Hinduisme). Daerah perkembangan pertamanya terdapat di lembah
Sungai Gangga, yang disebutAryavarta (Negeri Bangsa Arya) dan Hindustan
(Tanah Milik Bangsa Hindu).
Pada awal abad ke-3 dan ke-4 masehi,
agama Hindu masuk ke indonesia khususnya ke pulau jawa. Perpaduan antara
kebudayaan setempat dengan kebudayaan Hindu yang berasal dari India berlangsung
dengan mantap.
A. Penyiaran Agama Hindu di Indonesia.
Proses masuknya agama
Hindu di Indonesia dibawa oleh kaum pedagang, baik pedagang India yang datang
ke Indonesia maupun pedagang dari wilayah Indonesia yang berlayar ke India.
Akan tetapi, di lain pihak terdapat beberapa teori yang berbeda tentang
penyebaran agama Hindu ke Indonesia. Pendapat atau teori tersebut di antarannya
:
1) Teori Sudra, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh
orang-orang India yang berkasta Sudra, karena mereka dianggap sebagai
orang-orang buangan.
2) Teori Waisya, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh
orang-orang India berkasta Waisya, karena mereka terdiri atas para pedagang
yang datang dan kemudian menetap di salah satu wilayah di Indonesia. Bahkan
banyak di antara pedagang itu yang menikah dengan wanita setempat.
3) Teori Ksatria, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh
orang-orang India berkasta Ksatria. Hal ini disebabkan terjadi kekacauan
politik di India, sehingga para Ksatria yang kalah melarikan diri ke Indonesia.
Mereka lalu mendirikan kerajaan-kerajaan dan menyebarkan agama Hindu.
4) Teori Brahmana, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu dilakukan oleh kaum Brahmana.
Kedatangan mereka ke Indonesia untuk memenuhi undangan kepala suku yang
tertarik dengan agama Hindu. Kaum Brahmana yang datang ke Indonesia inilah yang
mengajarkan agama Hindu ke masyarakat.
Dari keempat teori
tersebut, hanya teori Brahmana yang dianggap sesuai dengan bukti-bukti yang
ada. Bukti-bukti tersebut diantaranya :
1) Agama Hindu bukan agama yang demokratis, karena urusan keagamaan menjadi
monopoli kaum Brahmana, sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak dan mampu
menyiarkan agama Hindu.
2) Prasasti yang pertama kali ditemukan berbahasa Sansekerta, sedangkan di
India bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Jadi,
hanya kaum Brahmana-lah yang mengerti dan menguasai penggunaan bahasa tersebut.
2. Agama dan Kebudayaan Budha
Agama Buddha pertama
kali tumbuh di India, tepatnya di India bagian timur laut sekitar tahun 500 SM. Diajarkan oleh Siddharta Gautama yang dikenal sebagai
Buddha (seorang yang telah mendapatkan pencerahan) Agama Buddha muncul sebagai reaksi terhadap golongan
Brahmana dalam ritual keagamaan.
Keseluruhan ajaran
agama Buddha dibukukan dalam Kitab Tripitaka, yang terdiri dari tiga kumpulan
tulisan, yaitu :
1) Sutta (Suttanata) Pitaka,
kumpulan khotbah
2) Vinaya Pitaka, aturan-aturan yang
berkaitan dengan kehidupan pendeta
3) Abhidharma Pitaka, berisi filosofi,
psikologi, klasifikasi dan sistemasi doktrin.
Dalam perkembangannya,
agama Buddha pecah menjadi aliran, yaitu
1) Aliran Hinayana, mengajarkan bahwa
untuk mencapai nirwana sangat tergantung kepada usaha diri sendiri
melakukan meditasi.
2) Aliran Mahayana, mengajarkan
bahwa untuk mencapai nirwana, setiap orang harus mengembangkan kebijaksanaan
dan sifat welas asih (belas kasih)
Perkembangan agama
Buddha di India mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Ashoka dari Dinasti Maurya
(273-232 SM). Pada
pemerintahan-nya, Raja Ashoka menetapkan agama Buddha sebagai agama resmi
negara. Agama Buddha kemudian
dengan cepat berkembang dan diterima oleh masyarakat India. Hal ini terutama
disebabkan oleh bahasa yang digunakan Buddha dalam penyampaian ajarannya, yaitu Bahasa Parkit (bahasa yang digunakan rakyat
sehari-hari), bukan bahasa Sansekerta yang hanya dimengerti oleh
kaum Brahmana.
Selain itu, agama
Buddha bersifat non-eksklusif. Artinya, agama Buddha bisa diterima siapa saja
dan tidak mengenal pembagian masyarakat atas kasta-kasta. Agama Buddha juga
tidak mengenal perbedaan hak antara pria dan wanita.
Sekitar abad ke-5, ajaran Budha atau
budhisme masuk ke wilayah Indonesia, khususnya ke dalam pulau jawa.
Agama/ajaran budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dari pada hinduisme,
sebab dalam ajaran budhisme tidak mengenal adanya kasta-kasta dalam kehidupan
masyarakat.
A. Penyiaran Agama Buddha di Indonesia.
Agama Buddha masuk ke Indonesia dibawa
oleh para biksu. Antara lain seorang biksu dari Kashmir bernama Gunawarman
datang ke Indonesia sekitar tahun 240. Gunawarman adalah seorang biksu Buddha
Hinayana. Pada tahun-tahun berikutnya, para biksu Buddha dari Perguruan Tinggi
Nalanda (Benggala, India) pun datang ke Indonesia. Makin lama pengaruh Buddha
makin berkembang di Indonesia.
Penyiaran agama Buddha di Indonesia
lebih awal dari agama Hindu. Dalam penyebarannya agama Buddha mengenal adanya
misi penyiar agama yang disebut, Dharmadhuta. Tersiarnya agama Buddha di
Indonesia, diperkirakan sejak abad ke-2 Masehi, dibuktikan dengan penemuan Arca
Buddha dari perunggu di Jember, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Arca-arca itu
berlanggam Amarawati. Namun, belum diketahui siapa pembawanya dari India
Selatan ke Indonesia. Di samping itu, juga ditemukan arca Buddha dari batu di
Palembang.
II. KEBUDAYAAN ISLAM
Pada abad ke-15 dan
ke-16, agama Islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka Islam
yang disebut wali sanga. Titik sentral penyebaran agama islam pada abad itu
berada di pulau jawa yang sebenarnya masuk ke Indonesia khususnya ke pulau jawa
jauh sebelum abad ke -15. suatu bukti bahwa awal abad ke-11 sudah ada wanita
Islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik.
Pada abad
ke-15,berkembanglah negara-negara pantai, adalah negara Malaka di semenanjung Malaka, negara Aceh
di ujung pulau Sumatra, negara Banten di jawa Barat, negara Demak di
pesisir utara jawa tengah, negara Goa di sulawesi selatan. Dalam
prosesperkembangannya negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang-pedagang
kaya dan golongan
bangsawan kota-kota pelabuhan, dan telah menganut ajaran Islam.
Didaerah-daerah
yang belum amat terpengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai
pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk di daerah yang bersangkutan.
misalnya di Aceh, Banten, sulawesi selatan, sumatra Timur, sumatra barat, dan
pesisir kalimantan.
Kebudayaan barat
Budaya Barat (kadang-kadang disamakan dengan peradaban Barat atau peradaban
Eropa), mengacu pada budaya yang berasal Eropa.
Istilah “budaya Barat” digunakan sangat luas untuk merujuk pada warisan
norma-norma sosial, nilai-nilai etika, adat istiadat, keyakinan agama, sistem
politik, artefak budaya khusus, serta teknologi. Secara spesifik, istilah
budaya Barat dapat ditujukan terhadap:
·
Pengaruh budaya Klasik dan Renaisans Yunani-Romawi dalam hal seni,
filsafat, sastra, dan tema hukum dan tradisi, dampak sosial budaya dari periode
migrasi dan warisan budaya Keltik, Jermanik, Romanik, Slavik, dan kelompok
etnis lainnya, serta dalam hal tradisi rasionalisme dalam berbagai bidang
kehidupan yang dikembangkan oleh filosofi Helenistik, skolastisisme, humanisme,
revolusi ilmiah dan pencerahan, dan termasuk pula pemikiran politik, argumen
rasional umum yang mendukung kebebasan berpikir, hak asasi manusia, kesetaraan
dan nilai-nilai demokrasi yang menentang irasionalitas dan teokrasi.
·
Pengaruh budaya Alkitab-Kristiani dalam hal pemikiran rohani, adat dan dalam
tradisi etika atau moral, selama masa Pasca Klasik
·
Pengaruh budaya Eropa Barat dalam hal seni, musik, cerita rakyat, etika dan
tradisi lisan, dengan tema-tema yang dikembangkan lebih lanjut selama masa
Romantisisme
Konsep budaya Barat umumnya terkait dengan definisi klasik dari Dunia
Barat. Dalam definisi ini, kebudayaan Barat adalah himpunan sastra, sains,
politik, serta prinsip-prinsip artistik dan filosofi yang membedakannya dari
peradaban lain. Sebagian besar rangkaian tradisi dan pengetahuan tersebut
umumnya telah dikumpulkan dalam kanon Barat. Istilah ini juga telah dihubungkan
dengan negara-negara yang sejarahnya amat dipengaruhi oleh imigrasi atau
kolonisasi orang-orang Eropa, misalnya seperti negara-negara di benua Amerika
dan Australasia, dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari Eropa Barat. Eropa
Tengah juga dianggap sebagai penyumbang unsur-unsur asli dari kebudayaan Barat.
Beberapa kecenderungan yang dianggap mendefinisikan masyarakat Barat
moderen, antara lain dengan adanya pluralisme politik, berbagai subkultur atau
budaya tandingan penting (seperti gerakan-gerakan Zaman Baru), serta
peningkatan sinkretisme budaya sebagai akibat dari globalisasi dan migrasi
manusia.
Menurut Koentjaraningrat, pengaruh kebudayaan asing yang ada di Indonesia
dapat dilihat sebagai berikut:
Pengaruh kebudayaan Hindu
Kebudayaan Hindu masuk Indonesia sekitar ke 4M. pada masa itu, kebudayaan
Hindu memiliki kekuatan yang besar dan serupa dengan kebudayaan barat pada saat
ini. Kebudayaan hindu telah merambat dan mempengaruhi kehidupan. Hampir semua
bangsa di dunia misalnya kebudayaan intelektual agama hindu yang mempengaruhi
dunia asia tenggara, termasuk Indonesia.
Pengaruh kebudayaan Islam
Agama Islam memiliki pengaruh yang kuat dalam kehidupan masyarakat
Indonesia di daerah yang tidak terpengaruh agama hindu. Misalnya di daerah
Aceh, Banten, Pantai Utara Jawa, dan Sulawesi Selatan. Begitu juga dengan
daerah seperti Sumatera, dan Pantai Kalimantan yang mengalami proses dan
pengaruh yang sama.
Pengaruh Kebudayaan Eropa
Pengaruh kebudayaan Eropa di Indonesia dimulai dengan adanya kolonialisme
dan kapitalisme bangsa Eropa seperti Belanda dan Portugis. Belanda misalnya,
menguasai beberapa pusat pemerintahan dan juga kota-kota pemerintahan seperti
kota provinsi, kota kabupaten dan kota distrik. Kebudayaan asing secara tidak
langsung juga berpengaruh terhadap kebudayaan nasional kita. Koentjaraningrat
menyatakan perlunya syarat agar suatu unsur kebudayaan nasioal itu dapat
memberi identitas kepada warga negaranya. Hal ini diharapkan dapat menimbulkan
rasa bangga kepada mereka.
Pada awalnya globalisasi ini disosialisaikan keseluruh dunia melalui cara
kekerasan. Misalnya melalui penjajahan atas bangsa lain oleh bangsa Eropa dan
Amerika. Ada pula cara damai yang ditempuh, misalnya dengan memakasa bahasa
masyarakat Eropa, seperti bahasa Inggris, bahasa Perancis atau bahasa latin
menjadi bahasa komunikasi bersama.
Saya mendapatkan rafrensi dari sumber :