Nama : Depi Mustika Sari
Kelas :
1TB03
NPM : 21315703
I.
PEMUDA DAN SOSIALISASI
-
Internalisasi Belajar dan Spesialisasi :
Jawab :
Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami
perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional,
sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun
masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi
sebelumnya. Secara internasional,WHO menyebut sebagai” young people” dengan batas
usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau remaja.
International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan
penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda.
Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang
dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi
yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.
Sedangkan menurut draft RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang berbeda ini disebut dengan semangat pembaharu.
Sedangkan menurut draft RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang berbeda ini disebut dengan semangat pembaharu.
Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal
dengan sebutan generasi muda dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda,
generasi muda, atau kaum muda memiliki definisi beragam. Definisi tentang
pemuda di atas lebih pada definisi teknis berdasarkan kategori usia sedangkan
definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/ generasi muda/kaum muda adalah
mereka yang memiliki semangat pembaharu dan progresif.
Sosialisasi : Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Definisi Sosialisasi menurut para ahli atau pakar
Pengertian
Sosialisasi menurut para ahli-PELAJARAN SOSIOLOGI
Definisi Sosialisasi menurut para
ahli atau pakar :
1. Menurut
Paul B. Horton : Sosialisasi
adalah suatu poroses dimana seorang menghayati serta memahami norma-norma dalam
masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membuka keperibadianya.
2. Menurut
Soerjono Soekanto:
Sosialisasi adalah proses mengomunikasikan budaya kepada warga masyarakat baru.
3. Menurut
Koentjaraningrat:
Sosialisasi adalah proses belajar yang dialami individu sejak masa kanak-kanak
hingga masa tuanya. Ia belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dalam segala
macam individu sekelilingnya yang mengembangkan aneka peran sosial yang ada
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menurut
Peter Berger:
Sosialisasi merupakan suatu proses dimana seseorang anak belajar menjadi
seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
5. Menurut
Prof. Dr. Nasution, S.H:
Sosialisasi adalah proses membimbing individu ke dalam dunia sosial ( sebagai
warga masyarakat yang dewasa).
6. Menurut
Horton & Hunt:
Sosialisasi merupakan proses di mana seseorang menginternalisasikan norma-norma
kelompok tempat ia hidup sehingga berkembang menjadi satu pribadi yang unik.
7. Menurut
Giddens: Sosialisali
merupakan sebuah proses yang terjadi ketika seorang bayi yang lemah berkembang
secara aktif melalui tahap demi tahap sampai pada akhirnya menjadi pribadi yang
sadar akan dirinya sendiri , pribadi yang berpengetahuan, dan trampil akan cara
hidup dalam kebudayaan tempat ia tinggal.
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua:
sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam
masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam
institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi
tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari
masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup
yang terkukung, dan diatur secara formal.
1.
Sosialisai primer
Peter L. Berger dan Luckmann
mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani
individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga).
Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum
masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga.
Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar
keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat
dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi
secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh
warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota
keluarga terdekatnya.
2.
Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi
lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam
kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi
dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu
identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang
mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.
B. Jelaskan internalisasi belajar dan sosialisasi
Internalisasi adalah
perubahan dalam masyarakat. Jadi jika tidak adanya Internalisasi dan
Sosialisasi didalam lingkungan masyarakat. Maka tidak akan ada perubahan
dilingkungan itu.
Secara epistimologi Internalisasi berasal dari kata
intern atau kata internal yang berarti bagian dalam atau di dalam. Sedangkan
internalisasi berarti penghayatan (Peter and Yeni, 1991: 576).
Internalisasi adalah penghayatan terhadap suatu
ajaran, doktrin atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran
doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2002: 439). Internalisasi
adalah pengaturan kedalam fikiran atau kepribadian, perbuatan nilai-nilai,
patokan-patokan ide atau praktek-praktek dari orang-orang lain menjadi bagian
dari diri sendiri
C. Jelaskan proses sosialisasi, peranan
sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat
·
Proses
sosialisasi menurut Menurut George Herbert Mead yaitu
ia berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat
dibedakan menlalui tahap-tahap sebagai berikut.
a. Tahap
persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini
dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan
diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang
diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak
sempurna. Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada
anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata
tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami
secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
b. Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini
ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang
dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran
tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak
mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan
seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada
posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia
sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari
orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan
bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut
orang-orang yang amat berarti (Significant other)
c. Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan
yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri
dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain
pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari
adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap
ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin
kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah.
Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai
dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
d. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized
other)
Pada tahap
ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat
secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan
orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas.
Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan
dengan orang lain yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan
perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti
sepenuhnya.
·
Ada teori lain yaitu Menurut Charles H. Cooley ia lebih menekankan peranan
interaksi dalam teorinya. Menurut dia, Konsep Diri (self concept)
seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Sesuatu yang kemudian disebut looking-glass
self terbentuk melalui tiga tahapan sebagai berikut :
Yang pertama yaitu kita membayangkan bagaimana kita di mata orang lain, contohnya seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai lomba.
Yang kedua kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita, contohnya dengan pandangan bahwa si anak adalah anak yang hebat, sang anak membayangkan pandangan orang lain terhadapnya. Ia merasa orang lain selalu memuji dia, selalu percaya pada tindakannya. Perasaan ini bisa muncul dari perlakuan orang terhadap dirinya. MIsalnya, gurunya selalu mengikutsertakan dirinya dalam berbagai lomba atau orang tuanya selalu memamerkannya kepada orang lain. Ingatlah bahwa pandangan ini belum tentu benar. Sang anak mungkin merasa dirinya hebat padahal bila dibandingkan dengan orang lain, ia tidak ada apa-apanya. Perasaan hebat ini bisa jadi menurun kalau sang anak memperoleh informasi dari orang lain bahwa ada anak yang lebih hebat dari dia.
Yang ketiga yaitu bagaimana perasaan kita sebagai akibat dari penilaian tersebut, contohnya dengan adanya penilaian bahwa sang anak adalah anak yang hebat, timbul perasaan bangga dan penuh percaya diri.
Ketiga tahapan di atas berkaitan erat dengan teori labeling, dimana seseorang akan berusaha memainkan peran sosial sesuai dengan apa penilaian orang terhadapnya. Jika seorang anak dicap "nakal", maka ada kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai "anak nakal" sesuai dengan penilaian orang terhadapnya, walaupun penilaian itu belum tentu kebenarannya.
-
Pemuda dan Identitas :
A. Jelaskan pola dasar pembinaan dan
pengembangan generasi muda
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Pemuda
Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Tujuannya agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam poenanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaiksud.
Pola dasar pembinaan dan pembangunan generasi muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978. Tujuannya agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam poenanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaiksud.
Pola dasar
pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan:
a. Landasan Idiil : Pancasila
b. Landasan Konstitusional :
Undang-undang dasar 1945
c. Landasan Strategi : Garis-garis Besar
Haluan Negara
d. Landasan Histories : Sumpah Pemuda
dan Proklamasi
e. Landasan Normatif : Tata nilai
ditengah masyarakat.
B. Jelaskan 2 pengertian pokok pembinaan
dan pengembangan generasi muda, masalah-masalah generasi muda
Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda
menyangkut dua pengertian pokok, yaitu:
a. Generasi muda sebagai subjek
pembinaan dan pengembangan:
Yaitu mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta
landasan untuk mandiri dan ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi
lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
b. Generasi muda sebagai objek pembinaan
dan pengembangan :
Yaitu mereka yang
masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kea rah pertumbuhan potensi dan
kemampuan ketingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang
melibatkan secara fungsional.
Adapula
masalah-masalah generasi muda yang sering muncul di masyarakat pada saat ini
antara lain:
a. Dirasa menurunnya jiwa idealisme,
patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
b. Kekurangpastian yang dialami oleh
generasi muda terhadap masa depannya.
c. Belum seimbangnya antara jumlah
generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal
maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh
berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga
merugikan seluruh bangsa.
d. Kurangnya lapangan kerja / kesempatan
kerja serta tingginya tingkat pengangguran /setengah pengangguran di kalangan
generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan
memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat
menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
e. Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan
hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan
generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya
perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang
berpenghasilan rendah.
f.
Masih
banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah
pedesaan.
g. Pergaulan bebas yang membahayakan
sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
h. Meningkatnya kenakalan remaja termasuk
penyalahgunaan narkotika.
i.
Belum
adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
Dan ada juga masalah lain yaitu:
j.
Kebutuhan
Akan Figur Teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
k. Sikap Apatis
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
l.
Kecemasan
dan Kurangnya Harga Diri
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
m. Ketidakmampuan untuk Terlibat
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
n. Perasaan Tidak Berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
o. Pemujaan Akan Pengalaman
Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yang keliru tentang pengalaman.
Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yang keliru tentang pengalaman.
C. Sebutkan potensi-potensi generasi
muda dan tujuan pokok sosialisasi
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah:
1.
Idealisme dan daya kritis
2. Dinamika dan kreativitas
3. Keberanian Mengambil Resiko
4. Opimis dan kegairahan semangat
5. Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan
bertanggung jawab
6. Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
7. Patriotisme
dan Nasionalisme
8. Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi
Tujuan Pokok
Sosialisasi yang harus diketahui ada empat yaitu :
·
Individu harus diberi ilmu pengetahuan
(keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
·
Individu harus mampu berkomunikasi secara
efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
·
Pengendalian fungsi-fungsi organik yang
dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
·
Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau
tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan
pada masyarakat umum.
-
Perguruan dan Pendidikan :
A. Bagaimana mengembangkan potensi
generasi muda
Mengembakan Potensi Generasi Muda pada negara berkembang
masih banyak mendapat kesulitan untuk penyelenggaraan pengembangan tenaga usia
muda melalui pendidikan. Sehubung dengan itu negara yang berkembang merasakan
selalu kekurangan tenga terampil dalam mengisi lowongan-lowongan pekerjaan
tertentu yang meminta tenag kerja dengan keterampilan khusus. Kekurangan tenaga
terampil itu terasa manakala negara-negara sedang berkembang merencanakan dan
berambisi untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber-sumber alam yang mereka
miliki.
Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat
perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-program studi dalam
berbagai ragam pendidikan formal. Mereka dibina digembleng di laboratorium dan
pada kesempatan praktek lapangan. Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu
sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan
perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi
mereka.
Cara mengembangkan potensi generasi muda:
ü Individu harus diberi ilmu
pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
ü Individu harus mampu berkomunikasi
secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
ü Pengendalian fungsi-fungsi organik
yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
ü Bertingkah laku secara selaras dengan
norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok
khususnya dan pada masyarakat umumnya.
B. Jelaskan pengertian pendidikan dan
perguruan tinggi
Pendidkan :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan juga merupakan bimbingan eksistensial manusiawi dan bimbingan otentik, agar anak belajar mengenali jatidirinya yang unik, bisa bertahan hidup, dan mampu memiliki, melanjutkan mengembangkan warisan-warisan sosial generasi yang terdahulu.
Pendidikan juga merupakan bimbingan eksistensial manusiawi dan bimbingan otentik, agar anak belajar mengenali jatidirinya yang unik, bisa bertahan hidup, dan mampu memiliki, melanjutkan mengembangkan warisan-warisan sosial generasi yang terdahulu.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang
berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk
mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat
dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Secara garis
besarnya pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam
segala aspek kehidupan.
Berikut ini
ada macam-macam pendidikan yang berada di Indonesia :
a.
Pendidikan umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang
mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).jenis ini termasuk
ke dalam pendidikan formal.
b.
Pendidikan akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program
sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu
pengetahuan tertentu.
c.
Pendidikan profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah
program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi
atau menjadi seorang profesional.
d.
Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan
tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata
1).
e.
Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah,
dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan
yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan
/atau menjadi ahli ilmu agama.
f.
Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk
peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar
biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa)
atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah
(dalam bentuk Sekolah Luar Biasa/SLB).
Perguruan Tinggi :
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara
pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan
tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen.
Menurut jenisnya
perguruan tinggi dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Perguruan tinggi negeri : Perguruan
tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh Negara.
2. Perguruan tinggi swasta : Perguruan
tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh swasta.
Kali ini
saya akan menyampaikan alasan saya untuk memilih pendidikan tinggi yaitu :
Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh
pendidikan terbaik, karena mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang
masyarakat, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran,
pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat
saya akan lebih tertarik akan hal itu.
Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama di bangku
sekolah, maka mahasiswa salah satunya bisa mendapat proses sosialisasi
terpanjang secara berencana.
Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku
bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya hal
itu bisa membuat saya lebih bisa mengenal dan memahami karakter dan pemikiran
dari berbagai mahasiswa.
Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki
lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di
dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite di kalangan generasi muda,
umunya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari
keseluruhan generasi muda lainnya. Mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan
yang lebih luas dan jauh ke depan serta keterampilan beroganisasi yang lebih
baik dibandingkan dengan generasi muda lainnya.
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar