Minggu, 06 November 2016

IKLIM TROPIS & PERENCANAAN ARSITEKTUR

NAMA           : DEPI MUSTIKA SARI
NPM               : 21315703

KELAS           : 2TB03



Iklim merupakan kondisi cuaca dimana cuaca rata-rata secara tahunan mencakup wilayah yang relative luas yang meliputi kelembaban udara, suhu, pola angina, dan curah hujan minimal 10-30 tahun.

Indikasi tipe iklim dalam suatu wilayah dapat berupa cuaca, yang berkaitan dengan hubungan awan dan cuaca. Serta vegetasi alam atau tumbuhan yang mampu mendominasi suatu wilayah tertentu, contohnya hutan hujan tropis atau hutan gugur.

Dan yang dapat mempengaruhi iklim secara menyeluruh yaitu rorasi & revolusi bumi, serta perbedaan lintang geografis & lingkungan fisik.

Kemudian yang dimaksud dengan  Iklim tropis adalah iklim yang terjadi pada daerah yang dilewati oleh garis khatulistiwa atau daerah ekuator secara letak era berada di 23,5 derajat lintang utara dan 23,5 derajat lintang selatan. negara yang memiliki iklim tropis hanya memiliki dua musim yaitu hujan dan kemarau. Sebagai contohnya Negara yang memiliki iklim tropis yaitu semua Negara di Asia Tenggara, Hongkong, sebagian wilayah di Taiwan, india, Bangladesh dan di Kepulauan Maladewa.

            Karakterisrik iklim tropis yang sering dijumpai yaitu:
1.        Terletak dibagian bumi diantara 23,5° lintang utara & 23,5° lintang selatan
2.        Memiliki suhu udara yang rata-rata tinggi yaitu 20-30°C  dikarenakan keadaan matahari yang selalu vertical dengan wilayah.
3.        Amplitude suhu tahunan kecil yaitu rata-rata 1-5°C pada wilayah khatulistiwa
4.        Tekanan udara rendah & perubahan udara perlahan dan beraturan
5.        Penguapan air laut tinggi mengakibatkan banyak awan
6.        Curah hujan pertahunnya lebih lama dan lebih tinggi yang menjadikan tanah di wilayah tropis ini subur
7.        Mendapatkan sinar matahari pertahunnya secara efektif
8.        Tekanan udara cenderung rendah
9.        Pada wilayah iklim tropis basah vegetasi tumbuhan biasanya berwarna hijau dan lebat
10.   Pada wilayah iklim tropis kering terdapat banyak savanna
11.   Udara akan berbalik sangat dingin karena adanya radiasi dari bumi yang berlangsung sangat cepat


Perencanaan arsitektur memiliki definisi yaitu tahapan yang dilakukan dalam perancangan untuk mengikuti standar yang telah ditetapkan. Sedangkan perancangan memiliki pengertian yang beragam sesuai dengan bidang ilmu masing-masing. Dalam dunia arsitektur perancangan diartikan sebagai sebuah proses yang dilakukan secara bertahap untuk menghasilkan atau menemukan bentuk tertentu yang kemudian akan dilanjutkan ke proses perancangan.

Pengertian perencanaan menurut JW.WADE yaitu, upaya menyatakan masalah umum pemberi tugas (klien) menjadi sejumlah masalah standar yang lebih kecil yang telah diketahui pemecahannya atau yang mudah dipecahkan.

Perencanaan menurut WILLIAM A.SHRODE, 1974 yaitu perencanaan sebagai padanan kata asing “planning” yang dapat diartikan sebagai suatu sarana untuk mentransformasikan presepsi-presepsi mengenai kondisi-kondisi lingkungan kedalam rencana yang berarti dan dapat dilaksanakan dengan teratur.

Sedangkan SOEWONDO B.SOETRDJO mengatakan perencanaan dalam arsitektur berkaitan dengan penggunaan diagram untuk mengembangkan hubungan antara kebutuhan-kebutuhan.

Menurut William L.lassey, 1977. Perencanaan merupakan suatu proses menyusun konsepsi dasar suatu rencana yang meliputi kegiatan-kegiatan:
·        Mengidentifikasi, yaitu menentukan komponen-komponen yang menunjang terhadap objek, yang merupakan kompleksitas yang berupa fakta-fakta yang memiliki kontribusi terhadap kesatuan pembangunan.
·        Mengadakan studi, yaitu mencari hubungan dari faktor-faktor terkait yang memiliki pengaruh spesifik.
·        Mendeterminasi, yaitu menentukan setepat mungkin factor-faktor yang dominan dengan memperhatikan kekhususan dan unit perubahan yang spesifik yang memberikan perubahan terhadap factor lain.
·        Memprediksi, mengadakan ramalan bagaimana suatu factor akan berubah sehingga mencapai keadaan yang lebih baik dimasa depan.
·        Melakukan tindakan berdasarkan prediksi diatas, yaitu melakukan tindakan terstruktur untuk mencapai tujuan pembangunan.

Klasifikasi perencanaan ada tiga hal yaitu:
  • ·        Theories in Planning (mencakup perencanaan dengan substansi atau objek)
  • ·        Theories of Planning (berkaitan dengan prosedur dalam perencanaan atau metode perencanaan)
  • ·        Theories for Planning (mencakup teori-teori social yang menjelaskan perencanaan arsitektur dalam masyarakat di masa depan)



Secara keseluruhan perencanaan arsitektur yang berada pada iklim tropis ini perlu adanya penyesuaian di dalam wilayah, karena di wilayah iklim tropis ini memiliki curah hujan yang tinggi, tekanan udara yang rendah serta memiliki musim kering yang lama, dan memperhatikan aspek matahari,udara serta curah hujan dan kemudian hasil perencanaan tersebut di kembangkan lagi di proses dalam perancangan arsitektur.

Daftar pustaka :

BANGUNAN HEMAT ENERGI

NAMA            : DEPI MUSTIKA SARI
NPM               : 21315703

KELAS           : 2TB03







Kali ini saya akan membahas tentang bangunan HEMAT ENERGI yang berada di dalam ruang lingkup arsitektur.Secara definisinya, Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat. Bangunan juga biasa disebut dengan rumah dan gedung, yaitu segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya. Bangunan memiliki beragam bentuk, ukuran, dan fungsi, serta telah mengalami penyesuaian sepanjang sejarah yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti bahan bangunan, kondisi cuaca, harga, kondisi tanah, dan alasan estetika.

Dan definisi dari Penghematan energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat menghemat biaya dengan melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan penghemaan energi.

Maka secara keseluruhan definisi Bangunan Hemat Energi adalah bangunan yang tidak terlalu banyak menggunakan energi dari bumi, dan tidak mencemarkan lingkungan seperti air, udara, dan tanah.

Adapun Manfaat Bangunan Hemat Energi antara lain :
         1.     Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya 
         2.     Peningkatan nilai lingkungan
         3.     Menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita
         4.     Dapat menutup peningkatan kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi

Prinsip dasar dalam penggunaan bangunan hemat energi yang baik untuk lingkungan :
1.     Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).
2.     Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
3.     Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang / Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
4.     Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
5.     Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
6.     Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan: Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.

Secara umum karakteristik dari bangunan yang energi efisien adalah meliputi:
  1.  Penggunaan cahaya alami dalam pencahayaan di dalam ruang sehingga dapat mengurangi penggunaan cahaya lampu
  2. Memiliki building envelope yang baik, dengan menggunakan material bangunan yang tidak konduktif  dengan thermal sehingga mengurangi terjadi pertukaran thermal dengan lingkungannya
  3. Membatasi penggunaan air conditioning
  4. Untuk mengurangi air conditioning dibuat ventilasi ruangan yang lebih baik. Debgan desain aliran udara didalam ruang yang lebih baik
  5. Menimbang arah pergerakan matahari terhadap efek pemanasan terhadap ruangan
  6.  Memiliki jarak lantai dengan plafond yang cukup tinggi.

Kesimpulan secara menyeluruh yaitu bangunan hemat energi adalah bangunan yang mampu meminimalisir penggunaan energi yang tidak menghilangkan fungsi dan kenyamanan dari bangunan tersebut.


Daftar pustaka:



Rabu, 25 Mei 2016

Keterkaitan Film Facing The Giants dengan Materi SAP


Keterkaitan film “Facing The Giants” dengan materi SAP Ilmu Budaya Dasar adalah “Manusia dan Harapan”. Saya memilih manusia dan harapan karena dalam film tersebut menceritakan tentang bagaimana seseorang bisa bangkit dari keterpurukan nya. Hal tersebut terkait dengan:
Ø Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berubah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak.Di dalam film Facing The Giant ini menceritakan seorang pelatih yang memiliki harapan hidup yang lebih untuk kehidupannya, ia berharap bahwa ia menjadi seorang pelatih football membawa kemenangan untuk tim yang ia latih di setiap kompetisinya.


ØHarapan itu muncul ketika ia sedang mengalami masa sulit di hidupnya, dan ia ingin terus berjuang dan bertahan hidup.


Ø Kepercayaan adalah kemampuan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana memiliki keyakinan pada orang tersebut. Merupakan kondisi mental yang didasarkan pada situasi dan kontek sosialnya.

Ø Didalam film tersebut meyakinkan bahwa kepercayaan terhadap tuhan akan membawa energi positif dan akan menjalani hidup dengan positif serta percaya bahwa disetiap doa yang kita panjatkan tuhan selalu mendengar dan suatu saat tuhan akan memberikan suatu hal yang indah untuk setiap manusia yang ingin berusaha dan berdoa.

Review Film Facing The Giants

     Kali ini saya akan mereview film yang sangat berkesan yaitu film yang berjudul “Facing The Giants”. Yang diperankan oleh Alex Kendrick (Grant Taylor), Shannen Fields (Brooke Taylor), Bailey Cave (David), James Blackwell (Matt), Ray Wood (Mr. Bridges) dan disutradarai Alex Kendrick.
     Film ini menceritakan sebuah kisah dari seorang pelatih tim football di sekolah menengah kristen di Amerika yang bernama Grant Taylor.
     Sang pelatih yang sudah melatih di sekolah tersebut selama 6 tahun belumpernah sama sekali memenangkan perlombaan football dan selalu berakhir dengan kegagalan yang terus menerus. Dikarenakan keadaan tersebut pihak sekolah meragukan Grant Taylor dan ingin menggantikan posisi pelah football itu.
     Disaat yang bersaan pula sang pelatih mendapatkan banyak masalah yang bertubi-tubi menimpanya. Mulai dari mobil yang sering mogok, gaji yang kecil yang pas-pasan hanya mencukupi kebutuhan hidupnya, selain itu ia juga divonis oleh dokter susah untuk memiliki keturunan dan karir nya sebagai pelatih di sekolah terancam berakhir.

     Sampai di titik terendah Grant Taylor yang dia sangat putus asa, ia kembali mengingat tuhan meminta pertolongan dari tuhan. Ia mengungkapkan segala keluh nya dan segala ketidakberdayaannya. Dan dia percaya bahwa tidak ada yang mustahil bila percaya dengan tuhan, dan itupun terbukti dengan kerja keras dan pantang menyerah, giant tetap menjadi pelatih dan ia juga membawa kemenangan pada tim football nya. Banyak orang yang ingin bergabung di tim nya dan ingin berlatih dan dibimbing oleh seorang Giant.

  • Dari film tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hidup tidak semulus yang kita fikirkan dan disaat kita sedang senang maupun susah baik nya untuk mengingat tuhan dan percaya bahwa tuhan yang akan memberikan jawaban terbaik dan pantang menyerah dalam menjalani hidup tetap bertahan dan pada akhirnya kita akan mendapatkan sesuatu yang bersinar terang.


Selasa, 12 April 2016

Keterkaitan Film dengan SAP - Depi Mustika 1tb03



            Kali ini saya akan memaparkan keterkaitan film “Good Will Hunting” dengan salah satu materi SAP yaitu Manusia dan Pandangan Hidup.

            Saya memilih Manusia dan Pandangan Hidup karena pada saat proses Will menemukan impian dan tujuan hidup yang dahulu will memiliki sifat arogan, tidak ingin mendengarkan saran dari orang lain serta ia juga tidak peduli dengan impiannya dan setelah will bertemu dengan seorang konsultan psikis yang memberinya petunjuk dan keyakinan pada dirinya bahwa will harus bisa menghilangkan ketakutan didalam dirinya dan will harus berusaha untuk melalukan seluruh kegiatan nya dengan hati.

            Itu menandakan bahwa makna dari kebajikan yaitu dapat merubah pola fikir seseorang dan dan meyakinkan seseorang untuk memiliki pandangan hidup yang positif.

Resensi Film Good Will Hunting - Depi Mustika Sari 1tb03

                      Kali ini saya akan meresensi film yang berjudul “Good Will Hunting” yang tayang pada tahun 1997. Digarap oleh sutradara Gus Van Sant yang diperankan oleh Matt Damon sebagai Will Hunting dan Sean Maguire sebagai Robin williams yaitu seorang konsultan psikis.


            Will hunting seorang pemuda yang memiliki bakat yang sangat luar biasa dan jarang dimiliki oleh kebanyakan orang, ia adalah seorang yang yatim piatu dan memiliki masalah kejiwaan. Ia tidak bisa menghilangkan kekhawatiran akan masa depannya dan selalu terbayang akan masa lalunya. Ia tidak memiliki keinginan lain selain hanya mencari uang dan bersenang-senang dengan teman-temannya dan ia tidak mau hal pribadinya terusik oleh orang lain. Sampai saat ia terpergoki sedang memecahkan teori matematika oleh profesor di universitas terhebat di kotanya, dan profesor itu memberikan kesempatan untuk bekerja sama mengubah dunia dengan bakat dan kecerdasannya.

            Will yang saat itu tidak ingin merubah apapun di diri nya, ia menolak setiap tawaran pekerjaan oleh profesor itu. Sampai pada saat ia di pertemukan oleh seorang konsultan psikis yang mengubah pola fikirnya dan membuat will menjadi seorang yang memiliki tujuan hidup yaitu menjadi seseorang yang biasa seseorang yang hidup tanpa beban dan seseorang yang hidup dengan penuh kasih sayang dan cinta.

          Daftar pustaka :
  1.  http://hendriologi.blogspot.co.id/2011/11/good-will-hunting-kesempurnaan-sejati.html
  2.  Film Good Will Hunting

Sabtu, 23 Januari 2016

tugas isd tentang fungsi agama dan kelembagaan agama

Nama  : Depi Mustika Sari
Kelas  : 1TB03
NPM  : 21315703











1.Fungsi agama


A.Fungsi Agama Dalam Masyarakat
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah :
• Karena agama merupakan sumber moral
• Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
• Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
• Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka.
Manusia sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, serta tidak mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah dalam Q. S. al-Nahl (16) : 78
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dia menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi sedikit di antara mereka yang mensyukurinya.
Dalam keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya.Macam-macam fungsi agama dalam





B.  Dimensi komitmen agama

Perkembangan iptek mempunyai konsekuensi penting bagi agama.Sekulerisai cenderung mempersempit ruang gerak kepercayaan dan pengalaman keagamaan.
 Kebanyakan agama yang menerima nilai- nilai institusional baru adalah agama – agama aliran semua aspek kehidupan.

Adapula dimensi komitmen agama menurut Roland Robertson:
  1. Dimensi keyakinan mengandung perkiraan/harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu.
  2. Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata.
  3. Dimensi pengerahuan, dikaitkan dengan perkiraan.
  4. Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, semua agama mempunyai perkiraan tertentu.
  5. Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan.








2.Pelembagaan agama



A.Tiga tipe kaitan agama dengan masyarakat
Agama memiliki tiga (3) tipe hubungan dengan masyarakat diantaranya (menurut Elizabeth K. Nottingham).
  1. Masyarakat Pedalaman, didalam kehidupan masyarakat pedalaman agama masih berdasarkan kepercayaan sehingga mereka mengadakan berbagai upacara ritual karena mereka percaya dengan begitu mereka sudah memiliki agama.
  2. Masyarakat Semi Industri, didalam masyarakat semi industri sudah lebih maju dari masyarakat pedalaman sehingga di masyarakat semi indutri sudah memegang agama sebagai kepecayaan dan sebagai pedoman dalam melakukan segala hal seperti berdagang.
  3. Masyarakat Industri Sekunder (Modern), didalam masyarakat industri sekunder sudah banyak muncul teknologi canggih sehingga lebih mudah menolong kegiatan manusia, namun karena sudah banyak teknologi maka agama menjadi di “no duakan” sehingga kurangnya kepercayaan terhadap agama.


B.pengertian perlembagaan agama

Ada 3 tipe kaitan agama dengan masyarakat, diantaranya :
1. Masyarakat dan nilai-nilai sakral.
2. Masyarakat-masyarakat pra industri yang sedang berkembang.
3. Masyarakat-masyarakat industri sekuler.
Pengertian pelembagaan agama itu sendiri ialah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi struktur agama. Dimensi ini mengidentifikasikan pengaruh-pengaruh kepercayaan di dalam kehidupan sehari-hari.




C.agama,konflik dan masyarakat

Secara sosiologis, Masyarakat agama adalah suatu kenyataan bahwa kita adalah berbeda-beda, beragam dan plural dalam hal beragama. Ini adalah kenyataan sosial, sesuatu yang niscaya dan tidak dapat dipungkiri lagi. Dalam kenyataan sosial, kita telah memeluk agama yang berbeda-beda. Pengakuan terhadap adanya pluralisme agama secara sosiologis ini merupakan pluralisme yang paling sederhana, karena pengakuan ini tidak berarti mengizinkan pengakuan terhadap kebenaran teologi atau bahkan etika dari agama lain.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Rasjidi bahwa agama adalah masalah yang tidak dapat ditawar-tawar, apalagi berganti. Ia mengibaratkan agama bukan sebagai (seperti) rumah atau pakaian yang kalau perlu dapat diganti. Jika seseorang memeluk keyakinan, maka keyakinan itu tidak dapat pisah darinya. Berdasarkan keyakinan inilah, menurut Rasjidi, umat beragama sulit berbicara objektif dalam soal keagamaan, karena manusia dalam keadaan involved (terlibat).
Sebagai seorang muslim misalnya, ia menyadari sepenuhnya bahwa ia involved (terlibat) dengan Islam. Namun, Rasjidi mengakui bahwa dalam kenyataan sejarah masyarakat adalah multi-complex yang mengandung religious pluralism, bermacam-macam agama. Hal ini adalah realitas, karena itu mau tidak mau kita harus menyesuaikan diri, dengan mengakui adanya religious pluralism dalam masyarakat Indonesia.
Banyak konflik yang terjadi di masyarakat Indonesia disebabkan oleh pertikaian karena agama. Contohnya tekanan terhadap kaum minoritas (kelompok agama tertentu yang dianggap sesat, seperti Ahmadiyah) memicu tindakan kekerasan yang bahkan dianggap melanggar Hak Asasi Manusia. Selain itu, tindakan kekerasan juga terjadi kepada perempuan, dengan menempatkan tubuh perempuan sebagai objek yang dianggap dapat merusak moral masyarakat. Kemudian juga terjadi kasus-kasus perusakan tempat ibadah atau demonstrasi menentang didirikannya sebuah rumah ibadah di beberapa tempat di Indonesia, yang mana tempat itu lebih didominasi oleh kelompok agama tertentu sehingga kelompok agama minoritas tidak mendapatkan hak.
Permasalah konflik dan tindakan kekerasan ini kemudian mengarah kepada pertanyaan mengenai kebebasan memeluk agama serta menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan tersebut.
Seperti yang kita ketahui bahwa dalam UUD 1945, pasal 29 Ayat 2, sudah jelas dinyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam memeluk agama dan akan mendapat perlindungan dari negara.
Pada awal era Reformasi, lahir kebijakan nasional yang menjamin kebebasan beragama di Indonesia. Namun secara perlahan politik hukum kebijakan keagamaan di negeri ini mulai bergeser kepada ketentuan yang secara langsung membatasi kebebasan beragama. Kondisi ini kemudian menyebabkan terulangnya kondisi yang mendorong menguatnya pemanfaatan kebijakan-kebijakan keagamaan pada masa lampau yag secara substansial bertentangan dengan pasal HAM dan konstitusi di Indonesia.
Hal ini lah yang dilihat sebagai masalah dalam makalah ini, yaitu tentang konflik antar agama yang menyebabkan tindakan kekerasan terhadap kaum minoritas dan mengenai kebebasan memeluk agama dan beribadah dalam konteks relasi sosial antar agama. Penyusun mencoba memberikan analisa untuk menjawab masalah ini dilihat dari sudut pandang kerangka analisis sosiologis: teori konflik.




Berikut ini merupakan konflik yang ada didalam masyarakat

Di beberapa wilayah, integritas masyarakat masih tertata dengan kokoh. Kerjasama dan toleransi antar agama terjalin dengan baik, didasarkan kepada rasa solidaritas, persaudaraan, kemanusiaan, kekeluargaan dan kebangsaan. Namun hal ini hanya sebagian kecil saja karena pada kenyataannya masih banyak terjadi konflik yang disebabkan berbagai faktor yang kemudian menyebabkan disintegrasi dalam masyarakat.
Banyak konflik yang terjadi di masyarakat Indonesia disebabkan oleh pertikaian karena agama. Contohnya tekanan terhadap kaum minoritas (kelompok agama tertentu yang dianggap sesat, seperti Ahmadiyah) memicu tindakan kekerasan yang bahkan dianggap melanggar Hak Asasi Manusia. Selain itu, tindakan kekerasan juga terjadi kepada perempuan, dengan menempatkan tubuh perempuan sebagai objek yang dianggap dapat merusak moral masyarakat. Kemudian juga terjadi kasus-kasus perusakan tempat ibadah atau demonstrasi menentang didirikannya sebuah rumah ibadah di beberapa tempat di Indonesia, yang mana tempat itu lebih didominasi oleh kelompok agama tertentu sehingga kelompok agama minoritas tidak mendapatkan hak.
Permasalah konflik dan tindakan kekerasan ini kemudian mengarah kepada pertanyaan mengenai kebebasan memeluk agama serta menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam UUD 1945, pasal 29 Ayat 2, sudah jelas dinyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam memeluk agama dan akan mendapat perlindungan dari negara.
Pada awal era Reformasi, lahir kebijakan nasional yang menjamin kebebasan beragama di Indonesia. Namun secara perlahan politik hukum kebijakan keagamaan di negeri ini mulai bergeser kepada ketentuan yang secara langsung membatasi kebebasan beragama. Kondisi ini kemudian menyebabkan terulangnya kondisi yang mendorong menguatnya pemanfaatan kebijakan-kebijakan keagamaan pada masa lampau yag secara substansial bertentangan dengan pasal HAM dan konstitusi di Indonesia.
Hal ini lah yang dilihat sebagai masalah dalam makalah ini, yaitu tentang konflik antar agama yang menyebabkan tindakan kekerasan terhadap kaum minoritas dan mengenai kebebasan memeluk agama dan beribadah dalam konteks relasi sosial antar agama. Penyusun mencoba memberikan analisa untuk menjawab masalah ini dilihat dari sudut pandang kerangka analisis sosiologis: teori konflik.




Daftar Pustaka :