NAMA : DEPI MUSTIKA SARI
KELAS : 2TB03
NPM :
21315703
A. Pengertian
Arsitektur berkelanjutan menurut beberapa sumber
1.
Pengertian Arsitektur yang
berkelanjutan yang pertama, dikutip dari buku James Steele Suistainable
Architecture, adalah ”Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa
membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka
sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari
satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat
terkait.”
2. Sustainable architecture atau
dalam bahasa Indonesianya adalah arsitektur berkelanjutan, adalah sebuah konsep
terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu
konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan
dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia,
seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja
arsitektur [ref. 1]. Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah
mencapai taraf pengrusakan secara global [ref 6], sehingga lambat tetapi pasti,
bumi akan semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia,
akibat dari berbagai eksploitasi terhadap alam tersebut. (http://astudioarchitect.com/2008/09/sustainable-architecture-arsitektur.html)
3. Arsitektur berkelanjutan adalah istilah umum yang
menggambarkan teknik desain sadar lingkungan di bidang arsitektur . Arsitektur
berkelanjutan dibingkai oleh diskusi yang lebih besar dari keberlanjutan dan isu-isu ekonomi dan politik yang
mendesak dari dunia kita. Dalam konteks luas, arsitektur berkelanjutan untuk
meminimalkan dampak lingkungan negatif dari bangunan dengan meningkatkan
efisiensi dan moderasi dalam penggunaan bahan, energi, dan ruang pengembangan. Ide keberlanjutan, atau desain ekologis , adalah untuk memastikan bahwa
tindakan kita dan keputusan hari ini tidak menghambat kesempatan generasi
mendatang. Istilah ini dapat
digunakan untuk menggambarkan sebuah energi dan pendekatan ekologis sadar dengan
desain lingkungan binaan.(http://en.wikipedia.org/wiki/Sustainable_architecture).
4.
Menurut Brundtland dari PBB (1987), sustainable
development adalah suatu
proses pembangunan baik itu berupa lahan, kota, bisnis, masyarakat dan
sebagainya, yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi masa depan. Dalam mencapai pembangunan berkelanjutan
terdapat salah satu factor yang harus dihadapi yaitu bagaimana memperbaki
kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan
keadilan social.
5.
Berdasarkan laporan PBB, KTT Dunia 2005. Pembangunan
berkelanjutan terdiri dari tiga tiang utama yaitu ekonomi, sosial, dan
lingkungan yang saling bergantung dan memperkuat.
6.
Dalam majalah Sustainable Construction dijelaskan, sustainable evelopment mencakup
semua segi kehidupan, mulai dari kebijakan politik pemerintah, strategi bisnis,
sampai gaya hidup, tidak hanya permulaan tapi juga proses dan hasil akhir.
Dimana pembangunan berkelanjutan bersifat kompleks dan harus menerapkan system
interdisipliner.
7.
Menurut Emil Salim, Pembangunan berkelanjutan adalah
suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam,
sumber daya manusia, dengan menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam
pembangunan.
8.
Menurut Sofyan Effendi : Pembangunan berkelanjutan
adalah suatu proses pembangunan yang pemanfaatan sumber dayanya, arah
invesinya, orientasi pengembangan teknologinya dan perubahan kelembagaannya
dilakukan secara harmonis dan dengan amat meperhatikan potensi pada saat ini
dan masa depan dalam pemenuhan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara
konsepsual, pembangunan diartikan sebagai transformasi progresif terhadap
struktur sosial, ekonomi dan politik untuk meningkatkan kepastian masyarakat
Indonesia dalam memenuhi kepentingannya pada saat ini tanpa mengorbankan
kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kepentingan mereka.
B.
Tujuan Dari Penggunaan Arsitektur Berkelanjutan
1.
Environmental Sustainability
(lingkungan berkelanjutan)
a. Ecosystem integrity/ekosistem yang
berintegritas
b. Carrying capacity/daya dukung
c. Biodiversity/keanekaragam hayati
Yaitu
pembangunan yang mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama
karena memungkinkan terjadinya keterpaduan antarekosistem, yang dikaitkan
dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia,
seperti iklim planet, keberagaman hayati, dan perindustrian. Kerusakan alam
akibat eksploitasi sumber daya alam telah mencapai taraf pengrusakan secara
global, sehingga lambat tetapi pasti, bumi akan semakin kehilangan potensinya
untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari berbagai eksploitasi terhadap
alam tersebut.
2.
Social Sustainability (keberlanjutan social)
a. Cultural identity/identitas suatu
budaya
b. Empowerment/pemberdayaan
c. Accessibility/aksesibilitas
d. Stability/stabilitas
e. Equity
Yaitu
pembangunan yang minimal mampu mempertahankan karakter dari keadaan sosial
setempat. Namun, akan lebih baik lagi apabila pembangunan tersebut justru
meningkatkan kualitas sosial yang telah ada. Setiap orang yang terlibat dalam
pembangunan tersebut, baik sebagai subjek maupun objek, haruslah mendapatkan
perlakuan yang adil. Hal ini diperlukan agar tercipta suatu stabilitas sosial
sehingga terbentuk budaya yang kondusif.
3.
Economical Sustainability (keberlanjutan ekonomi)
a. Growth/pertumbuhan
b. Development/ pembangunan
c. Productivity/ produktivitas
d. Trickle-down
Yaitu
pembangunan yang relative rendah biaya inisiasi dan operasinya. Selain itu,
dari segi ekonmomi bisa mendatangkan profit juga, selain menghadirkan benefit
seperti yang telah disebutkan pada aspek-aspek yang telah disebutkan
sebelumnya. Pembangunan ini memiliki ciri produktif secara kuantitas dan
kualitasnya, serta memberikan peluang kerja dan keuntungan lainnya untuk
individu kelas menengah dan bawah.
C.
Penerapan
arsitektur berkelanjutan diantaranya
Ø Dalam efisiensi penggunaan energi:
1.
Memanfaatkan sinar matahari untuk
pencahayaan alami secara maksimal pada siang hari, untuk mengurangi penggunaan
energi listrik.
2. Memanfaatkan
penghawaan alami sebagai ganti pengkondisian udara buatan (air conditioner).
3. Menggunakan
ventilasi dan bukaan, penghawaan silang, dan cara-cara inovatif lainnya.
4. Memanfaatkan
air hujan dalam cara-cara inovatif untuk menampung dan mengolah air hujan untuk
keperluan domestik.
5. Konsep
efisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan dan penghawaan alami merupakan
konsep spesifik untuk wilayah dengan iklim tropis.
Ø Dalam efisiensi penggunaan lahan:
1.
Menggunakan seperlunya lahan yang
ada, tidak semua lahan harus dijadikan bangunan, atau ditutupi dengan bangunan,
karena dengan demikian lahan yang ada tidak memiliki cukup lahan hijau dan
taman. Menggunakan lahan secara efisien, kompak dan terpadu.
2. Potensi
hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau dimaksimalkan dengan berbagai
inovasi, misalnya pembuatan atap diatas bangunan (taman atap), taman gantung
(dengan menggantung pot-pot tanaman pada sekitar bangunan), pagar tanaman atau
yang dapat diisi dengan tanaman, dinding dengan taman pada dinding ,dan
sebagainya.
3. Menghargai
kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan tidak mudah menebang pohon-pohon,
sehingga tumbuhan yang ada dapat menjadi bagian untuk berbagi dengan bangunan.
4. Desain
terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman (sesuai dengan fleksibilitas
buka-tutup yang direncanakan sebelumnya) dapat menjadi inovasi untuk
mengintegrasikan luar dan dalam bangunan, memberikan fleksibilitas ruang yang
lebih besar.
5. Dalam
perencanaan desain, pertimbangkan berbagai hal yang dapat menjadi tolak ukur
dalam menggunakan berbagai potensi lahan, misalnya; berapa luas dan banyak
ruang yang diperlukan? Dimana letak lahan (dikota atau didesa) dan bagaimana
konsekuensinya terhadap desain? Bagaimana bentuk site dan pengaruhnya terhadap
desain ruang-ruang? Berapa banyak potensi cahaya dan penghawaan alami yang
dapat digunakan?
Ø Dalam efisiensi penggunaan material :
1.
Memanfaatkan material sisa untuk
digunakan juga dalam pembangunan, sehingga tidak membuang material, misalnya
kayu sisa dapat digunakan untuk bagian lain bangunan.
2. Memanfaatkan material bekas untuk bangunan,
komponen lama yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan lama.
3. Menggunakan
material yang masih berlimpah maupun yang jarang ditemui dengan sebaik-baiknya,
terutama untuk material seperti kayu.
Ø Dalam penggunaan teknologi dan material
baru :
1.
Memanfaatkan potensi energi
terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan air untuk menghasilkan
energi listrik domestik untuk rumah tangga dan bangunan lain secara independen.
2. Memanfaatkan
material baru melalui penemuan baru yang secara global dapat membuka kesempatan
menggunakan material terbarukan yang cepat diproduksi, murah dan terbuka
terhadap inovasi, misalnya bambu.
Ø Dalam manajemen limbah :
1.
Membuat sistem pengolahan limbah domestik
seperti air kotor (black water, grey water) yang mandiri dan tidak membebani
sistem aliran air kota.
2. Cara-cara
inovatif yang patut dicoba seperti membuat sistem dekomposisi limbah organik
agar terurai secara alami dalam lahan, membuat benda-benda yang biasa menjadi
limbah atau sampah domestik dari bahan-bahan yang dapat didaur ulang atau dapat
dengan mudah terdekomposisi secara alami.
v Dari
penerapan-penerapan tersebut dapat disimpulkan bahwa, arsitektur berkelanjutan
dapat dibagi kedalam tiga hal:
1.
Yang perlu diperhatikan adalah
penggunaan energy, di dalam arsitektur berkelanjutan ini harus meminimalisir
penggunaan energy. Salah satu contoh meminimalisirnya yaitu dengan memanfaatkan
cahaya matahari.
2. Penghematan
air bersih, yang paling ampuh yaitu dengan menghemat penggunaan air disegala
kegiatan keseharian.
3. Penggunaan
material alam sangat direkomendasikan untuk dipakai karena akan lebih
bersahabat kepada penggunanya.dan material dari alam juga tidak banyak
berdampak pada lingkungan, karena memang bahannya yang dari alam.
D.
Contoh Penerapan
Arsitektur Berkelanjutan
Rumah yang
berlokasi di Culver City, Los Angeles County, California, Amerika Serikat
berikut ini menggunakan konsep ini dirancang dengan baik dan tepat.
Rumah ini
dirancang oleh Sander, menurut Sander rumah berikut ini bergaya kontemporer. Terlihat
pada penggunaan material bangunan. Misalnya, salah satu bagian dari hunian ini
memiliki struktur dari rangka baja daur ulang.
Selain itu,
Sander juga merancang sistem grey water . Ia menerapkan proses daur ulang
limbah air berupa grey water yang berasal dari air mesin cuci atau
dapur. Air dari hasil daur ulang limbah grey water ini salah satunya bisa digunakan untuk
menyiram tanaman. Dengan mengolah kembali grey water yang dihasilkan, dapat menghemat
penggunaan air tanah yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Dari segi
estetika, rumah ini memiliki
beberapa daya tarik. Salah satu sisi rumah memiliki
jendela kecil dan memanjang yang disusun acak. Dengan penyusunan jendela yang
seperti ini fasad rumah jadi tidak terlihat membosankan. Pada sisi rumah yang
lain terdapat bidang kotak-kotak diaplikasikan pada fasad rumah. Agar tak
tampak monoton, bidang kotak tersebut memiliki dua warna, yaitu putih dan
kuning. Ada pula bidang kotak yang terbuat dari kaca transparan.
Selain itu di dalam rumah terasa lapang,
karena salah satu ruang tersebut adalah ruang makan. Dengan bentuk plafon yang
tinggi serta cahaya alami yang masuk dari bidang fasad berbentuk kotak membuat
ruang ini terasa lapang sekaligus hangat. Di dekat ruang makan terdapat pintu
dari kaca sehingga pemilik rumah dapat menikmati pemandangan ke arah taman
v Refrensi