Senin, 09 Januari 2017

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE ARCHITECTURE)

NAMA     : DEPI MUSTIKA SARI
KELAS    : 2TB03
NPM      : 21315703







   A. Pengertian Arsitektur berkelanjutan menurut beberapa sumber

1.   Pengertian Arsitektur yang berkelanjutan yang pertama, dikutip dari buku James Steele Suistainable Architecture, adalah ”Arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat terkait.”
2.  Sustainable architecture atau dalam bahasa Indonesianya adalah arsitektur berkelanjutan, adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur [ref. 1]. Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah mencapai taraf pengrusakan secara global [ref 6], sehingga lambat tetapi pasti, bumi akan semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari berbagai eksploitasi terhadap alam tersebut. (http://astudioarchitect.com/2008/09/sustainable-architecture-arsitektur.html)
3.  Arsitektur berkelanjutan adalah istilah umum yang menggambarkan teknik desain sadar lingkungan di bidang arsitektur . Arsitektur berkelanjutan dibingkai oleh diskusi yang lebih besar dari keberlanjutan dan isu-isu ekonomi dan politik yang mendesak dari dunia kita. Dalam konteks luas, arsitektur berkelanjutan untuk meminimalkan dampak lingkungan negatif dari bangunan dengan meningkatkan efisiensi dan moderasi dalam penggunaan bahan, energi, dan ruang pengembangan. Ide keberlanjutan, atau desain ekologis , adalah untuk memastikan bahwa tindakan kita dan keputusan hari ini tidak menghambat kesempatan generasi mendatang. Istilah ini dapat digunakan untuk menggambarkan sebuah energi dan pendekatan ekologis sadar dengan desain lingkungan binaan.(http://en.wikipedia.org/wiki/Sustainable_architecture).
4.  Menurut Brundtland dari PBB (1987), sustainable development adalah suatu proses pembangunan baik itu berupa lahan, kota, bisnis, masyarakat dan sebagainya, yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Dalam mencapai pembangunan berkelanjutan terdapat salah satu factor yang harus dihadapi yaitu bagaimana memperbaki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan social.
5.  Berdasarkan laporan PBB, KTT Dunia 2005. Pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga tiang utama yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan yang saling bergantung dan memperkuat.
6.  Dalam majalah Sustainable Construction dijelaskan, sustainable evelopment mencakup semua segi kehidupan, mulai dari kebijakan politik pemerintah, strategi bisnis, sampai gaya hidup, tidak hanya permulaan tapi juga proses dan hasil akhir. Dimana pembangunan berkelanjutan bersifat kompleks dan harus menerapkan system interdisipliner.
7.  Menurut Emil Salim, Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam, sumber daya manusia, dengan menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam pembangunan.
8.  Menurut Sofyan Effendi : Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang pemanfaatan sumber dayanya, arah invesinya, orientasi pengembangan teknologinya dan perubahan kelembagaannya dilakukan secara harmonis dan dengan amat meperhatikan potensi pada saat ini dan masa depan dalam pemenuhan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara konsepsual, pembangunan diartikan sebagai transformasi progresif terhadap struktur sosial, ekonomi dan politik untuk meningkatkan kepastian masyarakat Indonesia dalam memenuhi kepentingannya pada saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kepentingan mereka.




   B. Tujuan Dari Penggunaan Arsitektur Berkelanjutan

1.    Environmental Sustainability (lingkungan berkelanjutan)
a. Ecosystem integrity/ekosistem yang berintegritas
b. Carrying capacity/daya dukung
c. Biodiversity/keanekaragam hayati
     Yaitu pembangunan yang mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama karena memungkinkan terjadinya keterpaduan antarekosistem, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia, seperti iklim planet, keberagaman hayati, dan perindustrian. Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam telah mencapai taraf pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi pasti, bumi akan semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan manusia, akibat dari berbagai eksploitasi terhadap alam tersebut.

2.  Social Sustainability (keberlanjutan social)
a. Cultural identity/identitas suatu budaya
b. Empowerment/pemberdayaan
c. Accessibility/aksesibilitas
d. Stability/stabilitas
e. Equity
     Yaitu pembangunan yang minimal mampu mempertahankan karakter dari keadaan sosial setempat. Namun, akan lebih baik lagi apabila pembangunan tersebut justru meningkatkan kualitas sosial yang telah ada. Setiap orang yang terlibat dalam pembangunan tersebut, baik sebagai subjek maupun objek, haruslah mendapatkan perlakuan yang adil. Hal ini diperlukan agar tercipta suatu stabilitas sosial sehingga terbentuk budaya yang kondusif.

3.  Economical Sustainability (keberlanjutan ekonomi)
a. Growth/pertumbuhan
b. Development/ pembangunan
c. Productivity/ produktivitas
d. Trickle-down
     Yaitu pembangunan yang relative rendah biaya inisiasi dan operasinya. Selain itu, dari segi ekonmomi bisa mendatangkan profit juga, selain menghadirkan benefit seperti yang telah disebutkan pada aspek-aspek yang telah disebutkan sebelumnya. Pembangunan ini memiliki ciri produktif secara kuantitas dan kualitasnya, serta memberikan peluang kerja dan keuntungan lainnya untuk individu kelas menengah dan bawah.


   C. Penerapan arsitektur berkelanjutan diantaranya

Ø  Dalam efisiensi penggunaan energi:
1.   Memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan alami secara maksimal pada siang hari, untuk mengurangi penggunaan energi listrik.
2.  Memanfaatkan penghawaan alami sebagai ganti pengkondisian udara buatan (air conditioner).
3.  Menggunakan ventilasi dan bukaan, penghawaan silang, dan cara-cara inovatif lainnya.
4.  Memanfaatkan air hujan dalam cara-cara inovatif untuk menampung dan mengolah air hujan untuk keperluan domestik.
5.  Konsep efisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan dan penghawaan alami merupakan konsep spesifik untuk wilayah dengan iklim tropis.

Ø  Dalam efisiensi penggunaan lahan:
1.   Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua lahan harus dijadikan bangunan, atau ditutupi dengan bangunan, karena dengan demikian lahan yang ada tidak memiliki cukup lahan hijau dan taman. Menggunakan lahan secara efisien, kompak dan terpadu.
2.  Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, misalnya pembuatan atap diatas bangunan (taman atap), taman gantung (dengan menggantung pot-pot tanaman pada sekitar bangunan), pagar tanaman atau yang dapat diisi dengan tanaman, dinding dengan taman pada dinding ,dan sebagainya.
3.  Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan tidak mudah menebang pohon-pohon, sehingga tumbuhan yang ada dapat menjadi bagian untuk berbagi dengan bangunan.
4.  Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman (sesuai dengan fleksibilitas buka-tutup yang direncanakan sebelumnya) dapat menjadi inovasi untuk mengintegrasikan luar dan dalam bangunan, memberikan fleksibilitas ruang yang lebih besar.
5.  Dalam perencanaan desain, pertimbangkan berbagai hal yang dapat menjadi tolak ukur dalam menggunakan berbagai potensi lahan, misalnya; berapa luas dan banyak ruang yang diperlukan? Dimana letak lahan (dikota atau didesa) dan bagaimana konsekuensinya terhadap desain? Bagaimana bentuk site dan pengaruhnya terhadap desain ruang-ruang? Berapa banyak potensi cahaya dan penghawaan alami yang dapat digunakan?

Ø  Dalam efisiensi penggunaan material :
1.   Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam pembangunan, sehingga tidak membuang material, misalnya kayu sisa dapat digunakan untuk bagian lain bangunan.
2.   Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan lama.
3.  Menggunakan material yang masih berlimpah maupun yang jarang ditemui dengan sebaik-baiknya, terutama untuk material seperti kayu.

Ø  Dalam penggunaan teknologi dan material baru :
1.   Memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan air untuk menghasilkan energi listrik domestik untuk rumah tangga dan bangunan lain secara independen.
2.  Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global dapat membuka kesempatan menggunakan material terbarukan yang cepat diproduksi, murah dan terbuka terhadap inovasi, misalnya bambu.

Ø  Dalam manajemen limbah :
1.    Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor (black water, grey water) yang mandiri dan tidak membebani sistem aliran air kota.
2.  Cara-cara inovatif yang patut dicoba seperti membuat sistem dekomposisi limbah organik agar terurai secara alami dalam lahan, membuat benda-benda yang biasa menjadi limbah atau sampah domestik dari bahan-bahan yang dapat didaur ulang atau dapat dengan mudah terdekomposisi secara alami.


     v Dari penerapan-penerapan tersebut dapat disimpulkan bahwa, arsitektur berkelanjutan dapat dibagi kedalam tiga hal:
1.   Yang perlu diperhatikan adalah penggunaan energy, di dalam arsitektur berkelanjutan ini harus meminimalisir penggunaan energy. Salah satu contoh meminimalisirnya yaitu dengan memanfaatkan cahaya matahari.
2. Penghematan air bersih, yang paling ampuh yaitu dengan menghemat penggunaan air disegala kegiatan keseharian.
3. Penggunaan material alam sangat direkomendasikan untuk dipakai karena akan lebih bersahabat kepada penggunanya.dan material dari alam juga tidak banyak berdampak pada lingkungan, karena memang bahannya yang dari alam.






   D.  Contoh Penerapan Arsitektur Berkelanjutan

Rumah yang berlokasi di Culver City, Los Angeles County, California, Amerika Serikat berikut ini menggunakan konsep ini dirancang dengan baik dan tepat.
Rumah ini dirancang oleh Sander, menurut Sander rumah berikut ini bergaya kontemporer. Terlihat pada penggunaan material bangunan. Misalnya, salah satu bagian dari hunian ini memiliki struktur dari rangka baja daur ulang.
Selain itu, Sander juga merancang sistem grey water . Ia menerapkan proses daur ulang limbah air berupa grey water yang berasal dari air mesin cuci atau dapur. Air dari hasil daur ulang limbah grey water ini salah satunya bisa digunakan untuk menyiram tanaman. Dengan mengolah kembali grey water yang dihasilkan, dapat menghemat penggunaan air tanah yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.





    Dari segi estetika, rumah ini memiliki beberapa daya tarik. Salah satu sisi rumah memiliki jendela kecil dan memanjang yang disusun acak. Dengan penyusunan jendela yang seperti ini fasad rumah jadi tidak terlihat membosankan. Pada sisi rumah yang lain terdapat bidang kotak-kotak diaplikasikan pada fasad rumah. Agar tak tampak monoton, bidang kotak tersebut memiliki dua warna, yaitu putih dan kuning. Ada pula bidang kotak yang terbuat dari kaca transparan.








Selain itu di dalam rumah terasa lapang, karena salah satu ruang tersebut adalah ruang makan. Dengan bentuk plafon yang tinggi serta cahaya alami yang masuk dari bidang fasad berbentuk kotak membuat ruang ini terasa lapang sekaligus hangat. Di dekat ruang makan terdapat pintu dari kaca sehingga pemilik rumah dapat menikmati pemandangan ke arah taman












    v Refrensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar